Wednesday, 21 October 2015

PERADABAN ISLAM PADA MASA DINASTI UMAYYAH



BAB I
PENDAHULUAN

Kekhalifah Umayyah merupakan dinasti (mulk) pertama dalam sejarah Islam. Kekhalifahan Umayyah berlangsung dari 661-750 M. Umayyah diambil dari nama Umayyah ibn Abdi Syam ibn Abdi Manaf, yaitu seorang pemimpin suku Qurays di jaman jahiliyah. Mereka adalah keturunan Umayyah yang masih memiliki ikatan keluarga dengan pendahulu Nabi Muhammad SAW. Naiknya Bani Umayyah ke puncak kekuasaany di mulai oleh Mu’awiyah aibn Abi Sufyan yang diduga mempunyai hubungan yang sangat erat (nepotisme) dengan khalifah Usman bin Affan. Mu’awiyah diberi jabatan sebagai gubernur Syiria (Damaskus) ketika itu.[1]
Setelah Usman dibunuh, Ali dibaiat menjadi khalifah pengganti Usman. Mu’awiyah yang merupakan oposisi menjadi musuh dan lawan Ali. Apalagi tuntutan terhadap penyelesaian pembunuhan Usman tidak berhasil dibongkar oleh Ali. Kemudian ia terus melakukan perlawanan setelah peristiwa tahkim yanga dikabulkan oleh Ali. Keberanian Ali untuk memutuskan tahkim yang kemudian dimenangkan oleh kubu Mu’awiyah malah menimbulkan  perseteruan.[2]
Sehingga terjadilah banyak pemberontakan yang menyebabkan berkobarnya peperangan. Hingga Khalifah Ali wafat dan di gantikan Hasan. Pemerintahan Hasan yang lemah memudahkan Bani Umayyah untuk merebut pemerintahan. Akhirnya kekhalifahan jatuh ke tangan Bani Umayyah dan pusat pemerintahan di pindahkan ke Damaskus( tempat Umayyah menjadi gubernur).







                                                                            BAB II
PEMBAHASAN

1.      Peradaban  Islam masa Dinasti  Bani Umayyah
Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah pemerintahan yang bersifat Demokratis berubah menjadi Monarchiteridetis (kerajaan turun temurun). Yang dimulai ketika Muawiyah mewajibkan rakyatnya setia kepada anaknya, Yazid. Dia tetap menggunakan istilah “Khalifah” dalam pemerintahannya, akan tetapi dia memberikan intepretasi baru dalam jabatannya “Khalifah Allah” yang berarti penguasa yang diangkat Allah.
Raja-raja yang berkuasa :  14 khalifah
1.      Muawiyyah ibn Abi Sufyan (41-60 H/ 661-689 M )
2.      Yazid ibn Muawiyah/ Yazid I (60-64 H/ 680-683 M )
3.      Muawiyah ibn Yazid/ Muawiyah II (64 H/ 683-684 M )
4.      Marwan ibn al- Hakam/ Marwan I (64-65 H/ 684-685 M )
5.      Abdul Malik ibn Marwan (65-86 H/ 685-705 M )
6.      Al –Walid ibn Abdul Malik/ Al- Walid I (86-96 H/ 705-715 M)
7.      Sulaiman ibn Abdul Malik (96-99 H/ 715-717 M )
8.      Umar bin Abdul Aziz (99-101H/ 717-720 M)
9.      Yazid ibn Abdul Malik/ Yazid II (101-105 H/ 720-724 M)
10.  Hisyam ibn Abdul Malik (105-125 H/ 724-743 M)
11.  Al-Walid ibn Yazid / Al-Walid II (125-126 H/ 743-744 M)
12.  Yazid ibn Al-Walid/ Yazid III (126 H/ 744 M)
13.  Ibrahim ibn Al-Walid (126 H/ 744 M)
14.  Marwan ibn Muhammad / Marwan II (126-132 H/ 744-750 M)

A.    Perluasan Wilayah dan Kemajuan Peradaban
Dizaman Muawiyah, Tunesia dapat ditaklukkan. Disebelah timur Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan ke Kabul. Ekspansi ke Timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Abdul Malik. Pada zaman Abdul Malik pemerintahannya tentram, makmur, dan tertib, pada masa pemerintahannya kurang lebih 10 tahun tercatat sesuai ekspedisi militer[3].
Di zaman Umar bin Abdul Aziz, serangan dilakukan di Prancis yang dipimpin oleh Rahman Ibnu Abdullah Al Ghofiqi. Ia mencoba menyerang kota Tours, dalam peperangan ini Al Ghofiqi terbunuh dan tentara mundur dan kembali ke Spanyol. Disamping daerah tersebut, pulau yang terdapat di laut tengah juga jatuh ke tangan Islam.
Keberhasilan beberapa daerah, kekuasaan Islam betul-betul sangat luas. Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Muawiyah mendirikan dinas pos dan tempat tertentu dengan menyediakan kuda dan peralatannya, dia juga menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim berkembang menjadi profesi sendiri. Khalifah Abdul Malik juga melakukan pembenahan adminitrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi. Khalifah Walid bin Walid, membangun panti-panti untuk orang cacat dan homanisnya digaji oleh Negara, dia juga membangun jalan raya, pabrik, gedung pemerintahan dan masjid. Keberhasilan yang dicapai dinasti Umayah tak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil.
Yazid diangkat sebagai putera mahkota, mengakibatkan terjadinya perang saudara. Pada tahun 1680 M, ia pindah dari Mekkah ke Kuffah atas perintah syi’ah dan mereka menyangka Husein sebagai khalifah. Gerakan mereka lebih keras,gigih dan tersebar luas. Yang termashur dalam pemberontakan Mukhtar di Kuffah. Muhtar terbangun dalam peperangan melawan gerakan Abdullah Ibn Zubair Syi’ah. Zubair membina gerakan  di Makkah setelah dia menolak sumpah setia dari Yazid.
Ketika di nobatkan sebagai khalifah, Umar bin Abd Aziz mengatakan untuk memperbaiki dan meningkatkan negeri yang ada dalam wilayah Islam. Meskipun pemerintahannya sangat singkat, dia berhasil menjalin hubungan lain dari golongan syi’ah.

B.     Faktor-faktor yang menyebabkan atau mempengaruhi Dinasti Bani Umayyah mengalami kehancuran, adalah sebagai berikut :
1.      Sistem pergantian khalifah ( keturunan )  tidak jelas ( persaingan keluarga ) yang menyebabkan tidak jelasnya sistem pemerintahan
2.      Sisa-sisa syi’ah dan khawarij melakukan gerakan oposisi, yang mengakibatkan lemahnya kekuatan pemerintahan
3.      Pertentangan etnis antara Bani Qays ( suku arabia utara) dan Bani Kalb ( arabia selatan ) yang menyebabkan sulitnya persatuan dan kesatuan bangsa
4.      Ketidakpuasan bangsa mawali karena dianggap inferior
5.      Sikap hidup mewah dilingkungan keluarga istana
6.      Munculnya kekuatan baru yang di pelopori oleh keturunan Abbas ibn Abd Al-Muthalib

C.    Hasil Peradaban Masa Bani Umayyah
1.      Dibentuknya Al-kuttab ( sekretaris ) untuk membantu tugas pemerintahaan
2.      Menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang
3.      Seni bangunan atau arsitektur
4.      Perkembangan seni sastra, seni suara, dan seni ukir
5.      Perkembangan administrasi kenegaraan
6.      Ekspansi : Spanyol, Afrika utara, Palestina, dan lain-lain.

2.      Dinasti Bani Umayyah II di Spanyol
Berkuasa 756-1031 M di Spanyol, ketika Abasiyah berkuasa keluarga Bani Umayyah disapu habis , mereka ditangkap dan dibunuh. Akan tetapi ada seseorang yang mampu meloloskan diri, dialah Abdurrahman ibn Marwan. Setelah berhasil meloloskan diri ia melarikan diri menuju Spanyol, yang saat itu diperintah oleh Yusuf bin Abdurrahman AL-Fikry (umayyah I ). Banyaknya pertentangan kabilah arab, sebagai peluang unuk menundukkan wilayah tersebut. Setelah merebut kekuasaan itu kemudian mendirikan kerejaaan Umayyah II. Dan bergelar al-Dakhil (sang penakluk ).[4]
 Raja-raja yang berkuasa :
1.      Abdurrahman I bin Marwan ad-Dahkhi
2.      Hisyam I bin Abdurrahman
3.      Al-Hakm I bin Hisyam
4.      Abdurrahman II bin Hakam Al-ausat
5.      Muhammad I bin Abdurrahman
6.      Al-Mundzir bin Muhammad
7.      Abdullah bin Muhammad
8.      Abdurrahman III An-nasir
9.      Al-Hakim II Al-munthasir
10.  Hisyam II Al-Muayyad
11.  Muhammad II
12.  Sulaiman
13.  Abdurrahman IV
14.  Abdurrahma V
15.  Muhammad III
16.  Hisyam III Al-Mu’atadi
A.    Masa kejayaan dan hasil peradaban Bani Umayyah II dibawah kepemimpinan Hakam II al-Mustansir , antara lain :
1.      Perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat( munculnya para cendekiawan )
2.      Perkembangan seni, budaya, bahas, dan sastra arab
3.      Pembangunan fisik atau kebudayaan, seperti pembangnan masjid-masjid dan jembatan,setra istana.[5]
B.     Masa Kehancuran Bani Umayyah II
Kemunduruan Bani umayyah II di Andalusia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut :
1.      Konflik Kristen dan Islam yang terus bergejolak, dan tidak adana idelodi pemersatu
2.      Kesulitan dibidang perekonomian
3.      Tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan
4.      Keterpencilnya di dunia Islam karena selama ini, Bani Umayyah selalu menegakkan sendiri pemerintahannya

  BAB III
KESIMPULAN
Dinasti Bani Umayyah  
1.      Sejarah Berdiri
a.       Berkuasa pada tahun 40-132 H/ 661-750 M di Damaskus
b.      Perang shiffin menyebabkan kuatnya posisi Muawiyah. Setelah Ali wafat, Hasan menjadi khalifah tetapi lemah. Maka dibuatnya  perjanjian damai yang mempersatukan umat di bawah kepemimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan. Tahun persatuan ini disebut ‘am jama’ah atau tahun jama’ah. Perjanjian ini menyebabkan Muawiyah menjadi penguasa yang absolut. Masa Khulafaur Rasyidin berakhir dan kekuasaan Bani Umayyah di mulai.

2.      Masa Kejayaan dan Hasil Peradaban
Masa kejayaan : Muawiyah ibn Abi Sufyan, Abdul Malik ibn Marwan, Al-Walid ibn Abdul Malik, dan Hisyam ibn Abdul Malik.

Hasil Peradaban :
a.       Dibentuknya Al Kuttab (sekretraris) membantu tugas pemerintahan.
b.      Menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata ,uang.
c.       Seni bangunan / arsitektur ( ex: Dome of Rock di Yerusalem)
d.      Perkembangan seni sastra, seni suara dan seni ukir
e.       Perkembangan administrasi kenegaraan ( misal: qadhi, Kitabat, Hajib, Barid
f.       Ekspansi : Spanyol, Afrika Utara , Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, Pakistan, Persia.

3.      Masa Kehancuran
1.      Sistem pergantian khalifah tidak jelas (persaingan keluarga)
2.      Sisa-sisa Syi’ah dan Khawarij melakukan gerakan oposisi.
3.      Pertentangan etnis antara Bani Qays dan Bani Kalb.
4.      Ketidakpastian golongan mawali karena dianggap inferior
5.      Sikap hidup mewah dilingkungan keluarga istana.
6.      Serangan dari keturunan Al-Abbas ibn Abdul Al-Muthal ibn (didukung Bani Hasyim, Syi’ah dan Mawali).



DAFTAR PUSTAKA

Badri Atim. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo, 2011.
Khoiriyah. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam. Yogyakarta:  Penerbit Teras, 2012.
Fatah Syukur. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002.


[1] Khoiriyah. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam. (Yogyakarta:  Penerbit Teras, 2012), hlm.76

[2] Fatah Syukur. Sejarah Peradaban Islam. (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm.57


[3] Badri Atim. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Raja Grafindo, 2011), hlm.47

[4] Khoiriyah. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam, hlm.121
[5] Khoiriyah. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam,hlm 124.

No comments:

Post a Comment

Nama :
Kota :
Komentar :