Wednesday, 21 October 2015

MEMBANGUN UKHUWAH ISLAMIYAH


 
Assalamualaikum. WR. Wb
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puja dan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan karunia dan nikmat yang sangat besar berupa umur panjang, kesehatan, dan kesempatan yang luang sehingga kita semua bisa hadir di sini untuk menimba ilmu.Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Junjungan alam, Nabi kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan kita sebagai umatnya.
Tidak lupa saya mengingatkan agar senantiasa mempertebal keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Seringkali diulang bahwa hanya ketaqwaanlah yang dapat menjamin ketentraman hidup kita. Keimanan dan ketaqwaan pula yang menjadikan kita merasa layak berharap rahmat Allah di dunia dan akhirat. Maka marilah kita semakin mendekatkan diri kepada Allah agar jalan hidup kita senantiasa diberkahi dan diridhoi Allah SWT.
Ukhuwah merupakan salah satu variabel penting dalam pembangunan kekokohan “bangunan Islam”. Ukhuwah juga merupakan modal kekuatan umat, baik secara umum maupun khusus, setelah tauhid kepada Allah SWT.
Ummatan Wahidatan menempati posisi sangat penting dalam perjuangan umat. Bagaimana pun dan apa pun arti sebuah kekuatan, tak akan mempunyai arti apa-apa tanpa adanya kesatuan, sebab kesatuan merupakan perwujudan dari sikap kebersamaan. Kebersamaan muncul dari sikap persaudaraan yang tinggi dari sesama, dan persaudaraan lahir dari sikap iman yang dalam terhadap Allah Taala.
Kita bersyukur kepada Allah, yang telah mentaqdirkan bahwa sebagian besar penghuni negara ini menganut agama Islam, menjadi umat Islam yang paling banyak dibandingkan dengan umat Islam di Negara mana pun di dunia.
Ini merupakan rahmat dari Allah Taala. Yang kita harapkan, bukan hanya menjadi kebanggaan semu dalam slogan-slogan, akan tetapi dapat dibuktikan. Betapa begitu kuatnya tali persaudaraan kita sebagai muslim.
Sebagaimana Firman Allah Taala:
اِنَّمَا المُؤْمِنُ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوْااللهَ لَعَلَكُمْ تُرْحَمُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat” (Al-Hujarat: ayat 10)
Bahkan Rosulullah memberikan gambaran indah terhadap indahnya jalinan ukhuwah antara umat Islam. Sebagaimana sabdanya:
مَثَلُ المُؤْمِنِيْنَ فىِ تَوَادِّ هِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الجَسَدِ الوَحِدِ اِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَعَى لَهُ سَائِرُ الجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالحُمَّى
“Perumpamaan orang mu’min dalam saling mengasihi, saling mencintai dan saling menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila salahsatu anggota sakit maka seluruh tubuh akan terbawa sakit, susah tidur dan merasa demam” (HR Bukhori Muslim)
Tips-tips memperkuat ukhuwah islamiyah :
1. Katakan bahwa kita mencintai saudara kita. Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia mengatakan cinta kepadanya.” (Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits shahih)

2. Minta didoakan dari jauh saat berpisah
Umaق bin Khaththab berkata, “Aku minta izin kepada Nabi Muhammad saw. untuk melaksanakan umrah, lalu Rasulullah saw. mengizinkanku.” Beliau bersabda, “Jangan lupakan kami, wahai saudaraku, dalam doamu.” Kemudian ia mengatakan satu kalimat yang menggembirakanku bahwa aku mempunyai keberuntungan dengan kalimat itu di dunia. Dalam satu riwayat, beliau bersabda, “Sertakan kami dalam diamu, wahai saudaraku.” (Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits hasan shahih)

Rasulullah saw. bersabda, “Tidak seorang hamba mukmin yang berdoa untuk saudaranya dari kejauhan malainkan malaikat berkata, ‘Dan bagimu seperti itu’.” (Muslim)

3. Bila berjumpa, tunjukkan wajah gembira dan senyuman
Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, walaupun sekadar bertemu saudaramu dengan wajah ceria.” (Muslim)

4. Berjabat tangan dengan erat dan hangat
Berjabat tanganlah acapkali bertemu. Sebab, Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada dua orang muslim yang berjumpa lalu berjabat tangan melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.” (Abu Dawud)

5. Sering-seringlah berkunjung
Nabi Muhammad saw. bersabda, “Allah swt. berfirman, ‘Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang mencintai karena Aku, keduanya saling berkunjung karena Aku, dan saling memberli karena Aku’.” (Imam Malik dalam Al-Muwaththa’)

6. Ucapkan selamat saat saudara kita mendapat kesuksesan
Anas bin Malik berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa bertemu saudaranya dengan membawa sesuatu yang dapat menggembirakannya, pasti Allah akan menggembirakannya pada hari kiamat.” (Thabrani dalam Mu’jam Shagir)

7. Berilah hadiah terutama di waktu-waktu istimewa
Hadits marfu’ dari Anas bahwa, “Hendaklah kamu saling memberi hadiah, karena hadiah itu dapat mewariskan rasa cinta dan menghilangkan kekotoran hati.” (Thabrani)
Thabrani juga meriwayatkan hadits marfu’ dari Aisyah r.a. bahwa, “Biasakanlah kamu saling memberi hadiah, niscaya kamu akan saling mencintai.”
8. Berilah perhatian dan bantu keperluan Saudara kita
Rasulullah saw. bersabda, “Siapa yang melepaskan kesusahan seorang mukmin di dunia niscaya Allah akan melepaskan kesusahannya di akhirat. Siapa yang memudahkan orang yang kesusahan, niscaya Allah akan memudahkan (urusannya) di dunia dan di akhirat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi (aibnya) di dunia dan di akhirat. Dan Allah selalu menolong hamba-Nya jika hamba tersebut menolong saudaranya.” (Muslim)
Islam adalah agama yang sempurna, Islam adalah agama yang berisi petunjuk yang lengkap bagi manusia untuk mencapai kebahagian di dunia dan akhirat. Salahsatu petunjuknya adalah mengenai hubungan antar manusia, khususnya sesama muslim. Yaitu hubungan yang terikat oleh ukhuwah Islamiyah. Ukhuwah atau persaudaraan yang bukan dalam arti sempit, yang bukan hanya terikat oleh hubungan darah dan kekerabatan, tetapi hubungan ukhuwah yang dimaksud adalah hubungan yang terikat oleh persatuan aqidah Islamiyah.
Dasar kesamaan aqidah merupakan satu kekuatan yang mampu menyatukan cita-cita, mampu menyatukan sikap dan tujuan. Mampu menciptakan persatuan dan kebersamaan yang lebih luas. Dengan kesamaan aqidah akan tercapailah puncak kemesraan ukhuwah, yang pada akhirnya akan melahirkan sikap takaful (saling membantu), Ta’awun (saling menolong), tasamuh (saling menghargai dan bertoleransi).
Bagaimana praktiknya dalam kehidupan nyata..?
Rosululloh mengajarkan praktiknya, sebagaimana yang terlihat dalam sabdanya:
“Seseorang itu menjadi saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak akan menganiaya saudaranya, dia tidak akan menghina serta membiarkan saudaranya terjerumus kepada kehinaan. Barang siapa yang mencukupi kebutuhan saudaranya, dan barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan saudaranya, Allah akan memberikan kelapangan pada hari kiamat. Barang siapa yang menutupi cacat atau aib saudaranya, Allah akan menutupi cacat atau aibnya di hari kiamat. Dan barang siapa yang berusaha menghilangkan kesulitan orang muslim dari kehidupan dunia, Allah akan menghilangkan dari dirinya segala kesulitan pada hari kiamat” (Muttafaqun alaih)
Alangkah indah dan mulianya sikap dan perilaku seperti itu. Alangkah bahagianya kalau kita dapat mewujudkan sabda Nabi dalam perilaku kita sehari-hari. Kehidupan seperti itulah yang telah dibuktikan dan diamalkan oleh Rosululloh beserta para sahabatnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

No comments:

Post a Comment

Nama :
Kota :
Komentar :