Wednesday, 21 October 2015

Hadits Tentang Lalat



Keajaiban Hadits tentang Lalat

                               
 Hadis Rasulullah SAW. : 
حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ قَالَ حَدَّثَنِي عُتْبَةُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ بْنُ حُنَيْنٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ فَإِنَّ فِي إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً وَالْأُخْرَى شِفَاءً
”Khâlid bin Makhlid menceritakan kepada kami, Sulaimân bin Bilâl menceritakan kepada kami, beliau berkata : ’Utsbah bin Muslim bercerita kepadaku bahwa beliau berkata : ’Ubaid bin Hunain mengabarkan kepadaku bahwa beliau berkata : Aku mendengar Abū Hurairoh Radhiyallâhu ’anhu berkata : Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda : ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari kalian, maka celupkanlah lalat itu lalu angkatlah (buanglah) karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap satunya terdapat obat.”.” [Shahîh al-Bukhârî, bâb Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fî Syarôbi Ahadikum, XI:99, hadîts no. 3073]
Lafazh yang serupa juga diriwayatkan oleh al-Imâm al-Bukhârî di dalam Shâhîh-nya (bâb Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fîl Inâ`, hâdîts no. 5336, XVIII:79)
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عُتْبَةَ بْنِ مُسْلِمٍ مَوْلَى بَنِي تَيْمٍ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ حُنَيْنٍ مَوْلَى بَنِي زُرَيْقٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ ثُمَّ لِيَطْرَحْهُ فَإِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِ شِفَاءً وَفِي الْآخَرِ دَاءً
”Qutaibah menceritakan kepada kami, Ismâ’îl bin Ja’far menceritakan kepada kami dari ’Utbah bin Muslim Maulâ (mantan budak) Banî Taim dari ’Ubaid bin Hunain Maulâ Banî Zuraiq dari Abu Hurairoh Radhiyallâhu ’anhu, bahwa Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda : ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam wadah minum kalian, maka celupkanlah seluruh tubuhnya kemudian buanglah, karena sesungguhnya pada salah satu sayapnya terdapat obat dan pada sayap lainnya terdapat penyakit.”

Fenomena pengingkaran terhadap sunnah semakin menggeliat di masa kini. Berbagai media telah berjasa besar untuk propaganda tersebut. Semakin banyak kader-kader yang disiapkan untuk menyerang hadits Nabi. Mereka menempuh beberapa jalur untuk menuju ke terminalnya, sekalipun berbeda jalannya namun tujuan tetap sama.
Hadits lalat tersebut seringkali dijadikan bantahan oleh orang-orang kafir dan musuh- musuh Islam untuk menyerang Islam dan menolak hadits Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka. Diantara hadits yang kena getahnya adalah hadits lalat, dimana oleh sebagian kalangan hadits ini diklaim sebagai hadits yang palsu, tidak sesuai dengan rasio, hanya diriwayatkan oleh orang yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. 
Banyak yang menolak dan mengingkari hadits ini dengan alasan menyalahi realitas dan bahkan ilmu kedokteran. Benarkah demikian?
Kepada para penolak hadîts lalat ini, berikut sebuah bukti bagaimana benarnya Nabiullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dan bagaimana mukjizat beliau akhirnya terkuak oleh sains dan pengetahuan modern. Apa yang Rasulullah ketahui adalah wahyu dari Allah. Maka, Allah pun kemudian membuktikannya di zaman modern ini melalui penelitian ilmuwan modern yang mengungkap kebenaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.
Penelitian
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qâshim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa peneliti muda yang terdiri dari, Sâmi Ibrâhîm at-Taili, ’ dil ‘Abdurrahman al-Misnid, dan Khalid Dza’ar al-Utaibi. Yang dibimbing oleh Dr. Jamal Hamid, dan dikoordinasi oleh DR. Shalih ash- Shalih (seorang da’i terkenal di Eropa), melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat. Laporan ini mereka presentasikan ke acara “Student Research Seminar” di Universitas Qâshim, KSA.
Lalat sangat banyak di bumi. Mereka hampir 87.000 spesies. Secara ilmiah telah membuktikan bahwa mereka makan dari sampah dan limbah bahan organik dari sejumlah besar bakteri, virus dan berbagai mikroba dan kuman lainnya.
Bakteri adalah organisme hidup yang sangat kecil. Mereka hidup dalam miliar dalam satu gram tanah pertanian dan di jutaan dalam satu tetes air liur. Pengaruh bakteri pada kehidupan biologis di bumi tidak terbatas, tanpa itu tidak ada tanaman bisa tumbuh, dan tanpa tanaman tidak akan ada kehidupan bagi manusia dan hewan di bumi. Sebagian besar bakteri tidak berbahaya, tetapi beberapa menyebabkan beberapa penyakit.
Allah Subhanahu Wa ta’ala memberikan lalat kemampuan untuk membawa kuman pada satu sayap dan obat penawar pada yang lain. Kalau tidak, spesies lalat akan binasa sekarang, semua terkena kuman. Namun, mereka masih ada di lebih dari 87.000 spesies.
Metode yang para peneliti gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan) air steril yang telah dicelupkan lalat ke media Agar [media yang berasal dari musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang merah, yang mencair pada suhu 100°C dan memadat pada suhu 40°C yang tidak dapat dicerna oleh mikroba], kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh.
Lalat yang digunakan ada beberapa spesies, dan sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua sample, yaitu
1.      sample air steril dimana lalat dimasukkan sedemikian rupa sehingga hanya pada bagian sayap lalat saja, dan
  1. sample air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias.
Setelah itu, sampel air tadi dikultivasi ke media Agar dan diinkubasi selama beberapa hari sehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas. Hasil kultur mikroba tersebut diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba tersebut. Berikut ini adalah hasilnya :
Spesies Lalat A 
Cawan Petri 1 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).
Cawan Petri 2 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasil Penelitian  :
Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe E. Coli, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, pada awal mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun pertumbuhannya terhambat oleh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.
Spesies Lalat B
Cawan Petri 1 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh tubuhnya terbenam).
Cawan Petri 2 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa membenamkannya.
Hasil Penelitian:
Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Coynobacterium dephteroid, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotic yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan  ersifat antibakteri dan antifungi.
Kesimpulan :
Masuknya lalat pada makanan atau minuman, dengan  dan tanpa dicelup, ternyata memberikan hasil berbeda yang secara  signifikan. Hal ini membenarkan apa yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit sekaligus penawarnya.
Dr. Amin Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Universitas Iskandariyah, telah melakukan penelitian tentang hadits lalatdan menegaskan bahwa di dalam rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat. Baru di zaman sekarang, para pakar penyakit bisa mengungkap rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu. Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata kepalanya bahwa obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang sudah menahun adalah dengan lalat.
SubhanAllah, 14 abad yang lalu, seseorang bisa memberikan informasi seperti ini tanpa ada riset. Masihkah ada yang mencoba menyangkal kerasulan Beliau ?? Maha benar Allah SWT. dan nyatalah kebenaran Rasulullah Shallallahu alaihi wa Sallam yang menjadi penyampai wahyu-Nya.

No comments:

Post a Comment

Nama :
Kota :
Komentar :