Keajaiban Hadits tentang Lalat
Hadis Rasulullah SAW. :
حَدَّثَنَا
خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ قَالَ حَدَّثَنِي
عُتْبَةُ بْنُ مُسْلِمٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ بْنُ حُنَيْنٍ قَالَ سَمِعْتُ
أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي شَرَابِ أَحَدِكُمْ
فَلْيَغْمِسْهُ ثُمَّ لِيَنْزِعْهُ فَإِنَّ فِي إِحْدَى جَنَاحَيْهِ دَاءً
وَالْأُخْرَى شِفَاءً
”Khâlid
bin Makhlid menceritakan kepada kami, Sulaimân bin Bilâl menceritakan kepada
kami, beliau berkata : ’Utsbah bin Muslim bercerita kepadaku bahwa beliau
berkata : ’Ubaid bin Hunain mengabarkan kepadaku bahwa beliau berkata :
Aku mendengar Abū Hurairoh Radhiyallâhu ’anhu berkata : Rasūlullâh Shallâllâhu
’alaihi wa Sallam bersabda : ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah
seorang dari kalian, maka celupkanlah lalat itu lalu angkatlah (buanglah) karena
pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap satunya terdapat obat.”.”
[Shahîh
al-Bukhârî, bâb Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fî Syarôbi Ahadikum,
XI:99, hadîts no. 3073]
Lafazh
yang serupa juga diriwayatkan oleh al-Imâm al-Bukhârî di dalam Shâhîh-nya
(bâb Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fîl Inâ`, hâdîts no. 5336, XVIII:79)
حَدَّثَنَا
قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ عُتْبَةَ بْنِ مُسْلِمٍ
مَوْلَى بَنِي تَيْمٍ عَنْ عُبَيْدِ بْنِ حُنَيْنٍ مَوْلَى بَنِي زُرَيْقٍ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِي إِنَاءِ أَحَدِكُمْ
فَلْيَغْمِسْهُ كُلَّهُ ثُمَّ لِيَطْرَحْهُ فَإِنَّ فِي أَحَدِ جَنَاحَيْهِ
شِفَاءً وَفِي الْآخَرِ دَاءً
”Qutaibah
menceritakan kepada kami, Ismâ’îl bin Ja’far menceritakan kepada kami dari
’Utbah bin Muslim Maulâ (mantan budak) Banî Taim dari ’Ubaid bin Hunain
Maulâ Banî Zuraiq dari Abu Hurairoh Radhiyallâhu ’anhu, bahwa Rasūlullâh
Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda : ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam wadah minum
kalian, maka celupkanlah seluruh tubuhnya kemudian buanglah, karena
sesungguhnya pada salah satu sayapnya terdapat obat dan pada sayap lainnya
terdapat penyakit.”
Fenomena
pengingkaran terhadap sunnah semakin menggeliat di masa kini. Berbagai media
telah berjasa besar untuk propaganda tersebut. Semakin banyak kader-kader yang
disiapkan untuk menyerang hadits Nabi. Mereka menempuh beberapa jalur untuk
menuju ke terminalnya, sekalipun berbeda jalannya namun tujuan tetap sama.
Hadits
lalat tersebut seringkali dijadikan bantahan oleh orang-orang kafir dan musuh-
musuh Islam untuk menyerang Islam dan menolak hadits Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa salam yang tidak sesuai dengan hawa nafsu mereka. Diantara
hadits yang kena getahnya adalah hadits lalat, dimana oleh sebagian kalangan
hadits ini diklaim sebagai hadits yang palsu, tidak sesuai dengan rasio, hanya
diriwayatkan oleh orang yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Banyak
yang menolak dan mengingkari hadits ini dengan alasan menyalahi realitas dan
bahkan ilmu kedokteran. Benarkah demikian?
Kepada
para penolak hadîts lalat ini, berikut sebuah bukti bagaimana benarnya
Nabiullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dan
bagaimana mukjizat beliau akhirnya terkuak oleh sains dan pengetahuan
modern. Apa yang Rasulullah ketahui adalah wahyu dari Allah. Maka, Allah
pun kemudian membuktikannya di zaman modern ini melalui penelitian ilmuwan
modern yang mengungkap kebenaran Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.
Penelitian
Sebuah
penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi Medis,
Fakultas Sains, Universitas Qâshim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa peneliti muda
yang terdiri dari, Sâmi Ibrâhîm at-Taili, ’ dil ‘Abdurrahman
al-Misnid, dan Khalid Dza’ar al-Utaibi. Yang dibimbing oleh Dr. Jamal
Hamid, dan dikoordinasi oleh DR. Shalih ash- Shalih (seorang da’i terkenal di
Eropa), melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat.
Laporan ini mereka presentasikan ke acara “Student Research Seminar” di
Universitas Qâshim, KSA.
Lalat
sangat banyak di bumi. Mereka hampir 87.000 spesies. Secara ilmiah telah
membuktikan bahwa mereka makan dari sampah dan limbah bahan organik dari
sejumlah besar bakteri, virus dan berbagai mikroba dan kuman lainnya.
Bakteri
adalah organisme hidup yang sangat kecil. Mereka hidup dalam miliar dalam satu
gram tanah pertanian dan di jutaan dalam satu tetes air liur. Pengaruh bakteri
pada kehidupan biologis di bumi tidak terbatas, tanpa itu tidak ada tanaman bisa
tumbuh, dan tanpa tanaman tidak akan ada kehidupan bagi manusia dan hewan di
bumi. Sebagian besar bakteri tidak berbahaya, tetapi beberapa menyebabkan
beberapa penyakit.
Allah
Subhanahu Wa ta’ala memberikan lalat kemampuan untuk membawa kuman
pada satu sayap dan obat penawar pada yang lain. Kalau tidak, spesies lalat
akan binasa sekarang, semua terkena kuman. Namun, mereka masih ada di lebih
dari 87.000 spesies.
Metode
yang para peneliti gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan)
air steril yang telah dicelupkan lalat ke media Agar [media yang berasal dari
musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang merah, yang mencair pada suhu
100°C dan memadat pada suhu 40°C yang tidak dapat dicerna oleh mikroba],
kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh.
Lalat yang digunakan ada beberapa spesies, dan
sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua sample, yaitu
1.
sample air steril dimana lalat dimasukkan
sedemikian rupa sehingga hanya pada bagian sayap lalat saja, dan
- sample air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias.
Setelah itu,
sampel air tadi dikultivasi ke media Agar dan diinkubasi
selama beberapa hari sehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas.
Hasil kultur mikroba tersebut diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba
tersebut. Berikut ini adalah hasilnya :
Spesies
Lalat A
Cawan Petri 1 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah
tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh
tubuhnya terbenam).
Cawan Petri 2 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah
tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya
tanpa membenamkannya.
Hasil
Penelitian :
Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi
ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe E. Coli, yang
merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, pada awal
mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun pertumbuhannya terhambat
oleh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces
yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik
yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi
melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.
Spesies
Lalat B
Cawan Petri 1 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah
tabung yang berisi air steril yang dicelupkan lalat secara sempurna (seluruh
tubuhnya terbenam).
Cawan Petri 2 :
sampel kultur air yang diambil dari sebuah
tabung yang berisi air steril yang dijatuhkan seekor lalat ke dalamnya tanpa
membenamkannya.
Hasil
Penelitian:
Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata
media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipe Coynobacterium dephteroid,
yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh
mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang
memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotic yang dapat
diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan
bakteri dan ersifat antibakteri dan antifungi.
Kesimpulan
:
Masuknya
lalat pada makanan atau minuman, dengan dan tanpa dicelup, ternyata
memberikan hasil berbeda yang secara signifikan. Hal ini membenarkan apa
yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa Sallam, bahwa pada sayap lalat itu terdapat penyakit
sekaligus penawarnya.
Dr. Amin
Ridha, Dosen Penyakit Tulang di Jurusan Kedokteran Universitas Iskandariyah,
telah melakukan penelitian tentang hadits lalatdan menegaskan bahwa di dalam
rujukan-rujukan kedokteran masa silam ada penjelasan tentang berbagai penyakit
yang disebabkan oleh lalat. Baru di zaman sekarang, para pakar penyakit bisa
mengungkap rahasia ini, padahal sudah dibongkar informasinya sejak dahulu.
Yaitu kurang lebih 30-an tahun yang lalu mereka menyaksikan dengan mata
kepalanya bahwa obat berbagai penyakit yang sudah kronis dan pembusukan yang
sudah menahun adalah dengan lalat.
SubhanAllah, 14 abad yang lalu, seseorang bisa
memberikan informasi seperti ini tanpa ada riset. Masihkah ada yang mencoba
menyangkal kerasulan Beliau ?? Maha benar Allah SWT. dan nyatalah kebenaran
Rasulullah Shallallahu
alaihi wa Sallam yang menjadi penyampai wahyu-Nya.
No comments:
Post a Comment
Nama :
Kota :
Komentar :