Terdapat beberapa hadis yang menunjukkan larangan meniup makanan atau
minuman. Diantaranya,
1. Hadis dari Abu
Qatadah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
إِذَا شَرِبَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَتَنَفَّسْ فِي الإِنَاءِ، وَإِذَا أَتَى
الخَلاَءَ فَلاَ يَمَسَّ ذَكَرَهُ بِيَمِينِهِ
Apabila kalian
minum, janganlah bernafas di dalam gelas, dan ketika buang hajat, janganlah
menyentuh kemaluan dengan tangan kanan… (HR. Bukhari
153).
2. Hadis dari Ibnu
Abbas radhiyallahu ‘anhuma,
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى أَنْ يُتَنَفَّسَ
فِي الإِنَاءِ أَوْ يُنْفَخَ فِيهِ
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
melarang bernafas di dalam gelas atau meniup isi gelas. (HR. Ahmad 1907, Turmudzi 1888, dan dishahihkan Syuaib Al-Arnauth).
Dari Asma
binti Abu Bakr, sesunguhnya beliau jika beliau membuat roti tsarid wadahnya
beliau ditutupi sampai panasnya hilang kemudian beliau mengatakan, aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya makanan yang sudah tidak panas
itu lebih besar berkahnya”. [HR Hakim no 7124. Hakim mengatakan, “Hadits
sahih sesuai dengan kriteria Muslim”. Pernyataan beliau ini disetujui oleh Adz
Dzahabi. Hadits di atas dimasukkan oleh Al Albani dalam Silsilah
Shahihah jilid 1 bag 2 no hadits 392.
B. PENJELASAN ILMIAH
Secara teori ilmiah, hadits Rasulullah tersebut dapat
dijelaskan bahwa apabila kita menghembuskan nafas pada minuman, kita akan
mengeluarkan CO2 yaitu carbon dioxide, yang apabila bercampur
dengan air ( H20 ), akan menjadi H2CO3, yaitu sama dengan cuka,
menyebabkan minuman itu menjadi acidic.
Hal senada juga dijelaskan bahwa Rasulullah SAW
menyuruh kita ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas.
Ternyata maksud Rasulullah memerintahkan demikian karena bahwa ketika kita
minum langsung banyak, maka ada kemungkinan kita akan bernafas di dalam gelas,
yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas.
Alasan kedua adalah pada saat manusia mengeluarkan
udara hasil pernafasan serta mengeluarkan udara saat meniup, maka tidak hanya
mengeluarkan gas hasil pernafasan saja, mulut juga akan mengeluarkan uap air
dan berbagai partikel yang ada dari dalam rongga mulut. Sebut saja bau mulut.
Bau mulut ini mengindikasikan ada partikel yang juga dikeluarkan dari mulut.
Partikel ini dapat berasal dari sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi,
selain itu dapat juga berupa mikroorganisme yang hidup di rongga mulut.
Mikroorganisme ini kadang bersifat merugikan dan bersifat sebagai pathogen. Hal
inilah yang harus dihindari supaya jangan terbawa sehingga karena berupa
partikel padatan akan dapat menempel dan mengkontaminasi pada makanan yang
ditiup.
No comments:
Post a Comment
Nama :
Kota :
Komentar :