Sunday, 29 November 2015

Wahai Pembaca Ayo Menulis

No comments:
Penulis merasa galau dengan keadaan yang sedang berlangsung. Saat ini kita hidup dalam dunia yang bergerak cepat ke arah Jahiliyah modern sehingga orang-orang  yang berdiri dengan kebenaran dianggap asing hanya karena mereka minoritas. Agama yang dulu mengaturnya dalam segala aspek kehidupan mereka, sekarang cuma dijadikan status yang ada dalam KTP (Kartu Tanda Penduduk). Kita berada dalam zaman yang membuat kaum Muslim merasa galau dan cenderung menyesuaikan diri dengan keburukan daripada mengubah keburukan itu dengan dakwah.

Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya yang pertama-tama diciptakan Allah adalah pena (qalam), lalu Allah berfirman kepadanya, ‘Tulislah!’ ia menjawab, ‘Ya Rabbku apa yang hendak kutulis?’ Allah berfirman, ‘Tulislah takdir segala sesuatu sampai hari Kiamat.’’ Hadits tersebut penulis ambil dari artikel ‘Pejabaran Kitab Tauhid’ karya Syaikh Abdurrahman bin Nasir as Sa’di. Sayang dalam tulisan tersebut tidak disertai dengan perawinya.

Namun disini penulis penulis bukan bermaksud membahas mesthalah haditsnya, akan tetapi hanya ingin melukiskan betapa pentingnya pena dan buah yang dihasilkan, yakni tulisan…Entah rahasia apa yang sesungguhnya terkandung dalam pena hingga Allah Swt menamai surat ke-68 dalam Al-Qur’an dengan Qalam (Pena).

Membaca dan menulis sebenarnya telah menjadi tradisi kaum Muslim sejak dulu. Banyak ulam dan tokoh Islam yang mampu menghasilkan karya besar yang mampu ‘menggetarkan dunia’ sebagai hasil ketekunan mereka dalam membaca dan menulis. Mari kita coba membiasakan diri dengan menulis hal-hal kecil, setidaknya menumbuhkan jiwa menulis ke dalam diri kita masing-masing.

Sayang, tradisi demikian seolah hilang begitu saja. Sekarang saat dunia memasuki abad informasi (konon, siapapun yang dapat menguasai informasi, akan unggul dalam persaingan) umat Islam justru tertinggal jauh. Hampir seluruh berita yang kita baca di media cetak dan kita lihat di televise bersumber dari kantor berita asing.

Tapi kita abaikan dulu permasalahan itu. Karena kita memang belum mampu mendobraknya, percuma jika tenaga kita justru mubadzir. Sekarang lihatlah ke sekeliling kita, bandingkan media cetak yang beredar di masyarakat. Kira-kira berapa prosentase antara media yang memuat dakwah/ajaran Islam dengan media yang justru merusak dakwah Islam. Tentu Anda lebih tahu jawabannya.

Dakwah lewat tulisan saat ini telah menjadi suatu keharusan dan kebutuhan, karena dakwah lewat cara ini dinilai lebih efektif dan efisien. Berikut ini kami paparkan beberapa kelebihan dakwah lewat tulisan:
1.      Bisa menjangkau daerah yang luas.

Dakwah melai tulisan dapat disebarkan secara luas tanpa terbentur letak geografis. Karena mad’u (obyek dakwah) tidak harus bertatap muka dengan da’I/da’iyah di satu tempat tertentu.
2.      Tidak terbatasi oleh waktu.

Dilihat dari segi waktu , dakwah lewat tulisan juga sangat fleksibel. Artinya mad’u dan da’i tidak harus bertemu dalam satu waktu. Selain itu materi dakwah juga akan ‘awet’ karena berbentuk tulisan. Bila mad’u lupa dengan pelajaran yang pernah dibaca ia bisa mencarinya kembali, berbeda dengan dengan dakwah lisan. Tidak berlebihan bila dikatakan, ‘’Ilmu ibarat binatang ternak, sedangkan tulisan adalah kekangnya.’’
3.      Isi dakwah lebih akurat.

Secara mudah bisa kita lihat seorang da’i yang berdakwah dengan lisannya, ada celah kemungkinan ia akan melakukan sesuatu kekhilafan baik dalam isi maupun dalil-dalil yang digunakan. Karena ia hanya berpegang pada ingatan yang sifatnya terbatas. Kata-kata yang diucapkan pun ada kemungkinan tidak efektif dan menimbulkan penafsiran yang bersifat multi (beragam).

Berbeda dengan dakwah bil qalam, di sini materi yang disajikan diambil dari sumber-sumber yang dapat dipercaya. Dalam penyusunannya kita bebas membuka dan membolak-balik buku (yang tidak mungkin dilakukan dalam dakwah lisan) sehingga materi yang disampaikan akan lebih akurat. Kata-kata yang disajikan pun telah melalui koreksi yang berulang-ulang guna menghilangkan kata mubadzir. Tentu ini akan lebih mudah diterima pembaca.

Kiranya masih banyak kelebihan lain, mungkin dari sebagian dari yang penulis sebutkan di atas sudah mewakili. Munculkan semangat dari dalam tubuh yang sudah lama tertidur, untuk menyampaikan ilmu-ilmu lewat sebuah karya berupa tulisan. Lalu kenapa kita tidak mencoba jalan yang satu ini untuk ikut bergabung dengan barisan orang-orang yang berjuang menegakkan agama-Nya?

Jadikan diri kita bermanfaat untuk sesama dengan tulisan kita. Jika kita berusaha dengan kesungguhan dan ikhlas demi mencari ridha-Nya, InsyaAllah jalan lapang siap menyambut kita. Rasul bersabda, “Di akhirat nanti tinta ulama –ulama itu akan ditimbang dengan darah syuhada (orang-orang yang mati syahid.

Sungguh mengagumkan, coba kita bayangkan pahala yang diterima (dengan seizin Allah) para penulis Al-Qur’an terdahulu. Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka’ab dan Umayyah. Dari goresan merekalah, Al-Qur’an yang sekarang kita baca.

Kita juga boleh kagum dengan perawi hadits seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, dan sebagainya. Selama hadits yang nereka riwayatkan (melalui tulisan) digunakan dalam berdakwah maka pahala bagi mereka terus mengalir meskipun jasad telah tiada.

Menulis memang pekerjaan yang gampang-gampang susah. Pada awalnya, mungkin kita kesulitan karena bahasa tulisan berbeda dengan bahasa lisan. Dalam bahasa lisan, kita hanya berpikir bagaimana menyampaikan informasi (pesan) yang kita punya agar orang lain mudah dalam memahami penyampaian kita. Bahasa yang digunakan pun sangat bebas dan bervariasi tanpa menghiraukan aturan yang ada.

Sedangkan dalam bahasa tulis, kita dituntut menggunakan tanda baca yang pas dan pemilihan kata (diksi) yang tepat. Agar pesan yang kita tulis dapat dipahami secara mudah dan jelas. Menulis berbeda dengan berbicara. Agar efektif, menulis menuntut si penulis mengungkapkan gagasan secara tertib dan tertata.

Tetapi lambat laun dan tanpa kita sadari, kemampuan ini akan terasah bila kita membiasakan diri untuk menulis. Sambil membaca tulisan kita berulang-ulang. Lalu bandingkan dengan tulisan hasil karya orang lain yang dianggap lebih baik. Dengan demikian kita akan tahu kekurangan dari tulisan kita dan semangat untuk memperbaiki agar lebih baik.

Sebagai seorang penulis, sudah selayaknya peduli dengan lingkungan sekitarnya. Dengan realitas yang ada ia tergelitik dan tergerak bila melihat fenomena yang menyimpang dari kaidah dan tata nilai yang ada. Ia ingin agar orang lain juga tahu penyimpangan tersebut. Sehingga mampu menangkalnya sesuai dengan ajaran dan tuntunan Nabi Muhammad Saw.

Untuk menjadi seorang penulis, harus siap membuka pancaindera dengan selebar-lebarnya. Mengamati peristiwa-peristiwa yang ada. Lalu menakarnya dengan hati. Kira-kira itu sesui dengan ajaran (Islam) atau tidak. Sesudah itu, kita putar akal untuk mencari solusi yang mungkin bisa diterapkan. Tuangkan ide itu dengan tulisan agar orang lain bisa mengaksesnya dan mendapatkan manfaatnya sebagai media dakwah, baik melalui majalah, Koran, maupun media cetak lainnya.

Di sinilah hati akan semakin sensitif melihat realitas. Pikiran menjadi lebih aktif untuk berpikir. Bukan saja bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain. Harus di ingat: ‘’Bukan hanya untuk diri sendiri.’’ Akan sangat disayangkan bila kapasitas kecerdasan yang kita miliki hanya dinikmati sendiri. Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik kamu adalah orang yang bisa memberi manfaat kepada orang lain.’’ www.ernawatililys.com

Saturday, 21 November 2015

Sumur, Dapur dan Kasur

No comments:




Era modern ini, kata-kata ini sangat dihindari oleh banyak wanita: Sumur, Dapur dan Kasur. Setiap disebut tiga kata ini, kesannya sangat rendah. Para istri yang hanya bisa mengurus sumur, dapur dan kasur benar-benar hanya pelengkap penderita. Bukan wanita peradaban. Tidak modern. Tidak maju. Begitulah opini tersebar atau mungkin disebarkan di zaman ini.

Efek dari opini tersebut, para orang tua menjauhkan anak-anak perempuannya dari ketiganya. Dampaknya, saat anak perempuan telah memasuki rumah tangganya, dia tidak memiliki kemampuan mengurusi sumur, dapur dan kasur. Sang itri hanya mampu mengurusi bukunya, pulpennya, laptopnya, seperangkat alat komunikasinya, diskusi-diskusi, belanja, nonton film.

Mari kita tenggok kisah yang diriwayatkan berikut ini: Dikisahkan bahwa seseorang dating kepada Umar bin Khattab r.a ingin mengadukan akhlak istrinya. Orang itu berhenti di depan pintu rumah Umar bin Khattab untuk menunggunya.Dia mendengar istri Umar juga sedang mengeluarkan kalimat-kalimat keras kepada Umar dan Umar diam saja tidak menjawab. Orang itu segera pergi sambil bergumam: jika demikian keadaan amirul mukminin Umar bin Khattab, maka siapalah aku?

Umar keluar, dia melihat orang itu pergi. Umar pun memanggilnya: Apa keperluanmu, wahai saudaraku? Orang itu berkata: Wahai amirul mukminin, aku ingin mengadukan kepadamu akhlak istriku dan beraninya dia kepadaku. Ternyata aku mendengar istrimu pun melakukan hal yang sama. Maka aku pun pulang dan berkata: Jika keadaan amirul mukminin saja begini, maka siapalah aku.

Umar berkata kepada orang itu: Sesungguhnya aku sabar terhadap istriku karena ia mempunyai hak terhadapku. Karena ia pemasak makananku, pemanggang rotiku, penyuci pakaianku, penyusu anakku. Padahal hal itu bukan kewajibannya. Dan hatiku tenang karenanya, tidak tergoda oleh yang haram. Karenanya aku sabar menghadapinya. Orang itu berkata: Wahai amirul mukminin, begitu pula istriku. Umar menasihatinya: Sabarlah menghadapinya wahai saudaraku, karena itu hanya sebentar.

Mari kita salami kisah di atas untuk mencari mutiaranya. Bukankah ini adalah Umar bin Khattab yang dikenal tegas dan ditakuti. Saat Nabi masih hidup, tidak sekali kita mendengarkan Umar membri solusi pedang bagi permasalahan yang ada. Menandakan betapa kerasnya Umar bin Khattab.

Seakan Umar dalam kisah ini bukanlah Umar dengan sifat diatas. Tetapi benar, ini Umar bin Khattab, amirul mukminin. Kelembutan hatinya bagi istrinya begitu mengagumkan. Bahkan saat sang istri mulai menaikkan intonasi suaranya dan mulai tidak teratur kalimatnya. Api itu dipadamkan dengan langkah jitu pertama, diam.

Diam. Nampak sepele bukan. Tapi cobalah tanyakan kepada para suami. Apakah diam mudah? Apalagi saat istri sedang bercuap-cuap? Dalam posisi seorang suami sebagai seorang petinggi di luar sana dan saat sang suami bisa merasa dirinya benar.

Ternyata Umar memberi pelajaran para suami tentang cara efektif menahan lisan terhadap istri yang sedang marah. Tidak menyiram minyak pada api yang sedang berkobar. Jika disimpulkan ada dua hal yang membuat Umar begitu sabar dan memilih meredamnya dengan diam: Jasa istri dan peristiwa tersebut hanya sesaat saja. Saat menyebutkan jasa istri, Umar berkata, “Sesungguhnya aku bersabar terhadap istriku karena ia mempunya hak terhadapku. Karena ia pemasak makananku, pemanggang rotiku, penyuci pakaianku, penyusu anakku. Padahal hal itu bukanlah kewajibannya. Dan hatiku tenang karenanya, tidak tergoda oleh yang haram. Karenanya aku sabar menghadapinya”.

Dan saat menyebutkan peristiwa yang hanya lewat itu, Umar berkata, “Sabarlah menghadapinya wahai saudaraku, karena itu hanya sebentar saja.” Kembalilah pada jasa istri dan kita pun akan bisa memahami tema pembahasan kita,
  1. Dia pemasak makananku
  2. Dia pemanggang rotiku
  3. Dia penyuci pakaianku
  4. Dia penyusu anakku
  5. Hatiku tenang karenanya, tidak tergoda oleh yang haram.

Poin satu dan dua : DAPUR…!!!
Poin tiga : SUMUR…!!!
Poin empat dan lima : KASUR…!!!

            Allahu Akbar, tiga kata ‘hina’ di mata banyak keluarga itu ternyata telah melanggengkan sebuah rumah tangga besar dalam sejarah Islam. Karena ketiganya (Dapur, Sumur dan Kasur), Umar bersabar menghadapi kemarahan sang istri. Dan karena itu pula, keretakan rumah tangga bisa dihindari.

            Bukankah sekarang kita paham, betapa mulianya dapur, sumur dan kasur bagi derajat seorang wanita. Bukankah sekarang kita paham, bahwa anak-anak perempuan harus mumpuni dalam ketiga hal tersebut. Bukankah sekarang kita paham, merendahkan ketiga hal itu dalam kehidupan seorang istri berdampak pada retaknya bangunan rumah tangga di zaman sekarang.

            Setelah membaca tulisan ini, pasti Anda tidak salah paham bahwa seorang wanita hanya mengurusi tiga hal itu. Karena tidak ada kalimat dan pemahaman tersebut dari tulisan ini. Sekian, semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu kita tentang kehidupan rumah tangga.

Ide, Mind Mapping dan Outline

No comments:

TUGAS KMO

PERTEMUAN KEDUA


IDE : BELAJAR ISLAM

MIND MAPPING



DAFTAR ISI

BAB I             :           AQIDAH
A.      Pengertian Aqidah
B.      Istilah Lain Tentang Aqidah
C.      Ruang Lingkup Aqidah
D.     Sumber Aqidah
E.      Tingkatan Aqidah

BAB II            :           TAUHID
A.      Pengertian Tauhid
B.      Kedudukan dan Fungsi
C.      Kalimat Tauhid
D.     Macam-macam Tauhid
1.      Rububiyyah
2.      Asma’ wa al-Sifat
3.      Uluhiyyah

BAB III           :           RUKUN IMAN SEBAGAI REALISASI
KALIMAT SYAHADAT
A.      Konsekwensi Syahadat
B.      Rukun Iman
1.     Allah Swt
2.     Malaikat
3.     Nabi dan Rasul
4.     Kitab-kitab
5.     Hari Akhir
6.     Qadha dan Qadar
C.      Cabang Iman
D.     Manfaat dan Hikmah Iman Bagi Kehidupan
E.      Hal-hal yang Merusak Keimanan

BAB IV           :           AKHLAK DALAM ISLAM
A.    Pengertian Akhlak
B.     Perbedaan Akhlak, Moral dan Etika
C.     Sumber-sumber Akhlak
D.    Kedudukan Akhlak dalam Islam
E.     Karakteristik Akhlak
F.     Ruang Lingkup Akhlak



Wednesday, 18 November 2015

Bobot, Bibit dan Bebet

No comments:

Bibit, Bobot, Bebet



Setiap orang memiliki kriteria ideal untuk menentukan pendamping hidup. Ada yang punya banyak kriteria, ada juga yang sedikit kriteria. Orang Jawa merumuskannya dengan 3 kriteria: bobot, bibit dan bebet. Bagi orang jawa asli pasti sudah paham betul mengenai 3 hal tersebut. Bagi yang belum tahu, saya disini mau membahas tentang 3 kriteria tersebut.

                BIBIT artinya berasal dari keluarga seperti apa calon pasangan hidup kita? Apakah dari keluarga baik-baik atau keluarga yang berantakan? Dari keluarga pejabat atau rakyat biasa? Dari keluarga kaya atau miskin? Bibit memberikan pertimbangan dari faktor keturunan.
                Keluarga yang harmoni cenderung melahirkan anak-anak yang berbudi baik. Ayah-ibu yang shalih-shalihah cenderung melahirkan anak-anak yang shalih-shalihah juga, meskipun sangat terbuka kemungkinan, lahir anak shalih dari keluarga yang tidak shalih. Ada pepatah yang mengatakan, buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya.

                BEBET artinya melihat calon pendampinghidup dari sisi orang-orang dekatnya atau teman-temannya atau lingkungannya. Jika teman-temannya orang yang shalih, besar kemungkinan dia memiliki pribadi yang shalih. Manusia adalah anak dari lingkungannya. Rasulullah SAW bersabda, “Seseorang itu akan mengikuti agama temannya, karenannya hendaklah salah seorang diantara kalian mencermati kepada siapa ia berteman.” (HR. Tirmidzi)

                 BOBOT artinya nilai dari calon pendamping hidup, disini termasuk kepribadian, tingkat pendidikan, kecerdasan, pekerjaan, penghasilan, juga nilai pribadi seperti gaya hidup dan pemahaman agama. Islam mengajarkan kepada kita, jangan asal-asalan memilih jodoh. Sebelum menentukan pasangan hidup, pikirkan kriteria idealnya dan tentukan pendamping sesuai kriteria. Rasulullah SAW bersabda, “Wanita itu dinikahi karena 4 perkara. Karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan karena agamanya. Pilihlah wanita karena agamanya, niscaya engkau akan bahagia.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Bukan Gelandangan
                Pesan leluhur Jawa maupun pesan agama di atas mempunyai maksud yang baik, agar kelak keluarga yang dibentuk bisa menjadi keluarga yang  sakinah, mawadah dan warahmah.
                Keluarga mawadah adalah keluarga yang tetap kompak, suami istri bersedia menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing. Cinta suami-istri tetap hadir dalam kondisi bahagia maupun sedih, saat lapang maupun sempit, saat sakit maupun sehat, saat kaya maupun miskin.
                Dua kriteria ideal (Jawa maupun Islam) memberitahukan pada kita bahwa, saat menikah kita tidak hanya mempertimbangkan dari sudut satu orang saja. Dia bukanlah seorang lelaki atau wanita yang sebatangkara. Calon pendamping hidup kita, memiliki ayah, ibu, adik, kakak, teman dan lingkungannya selama ini.

                Jika telah menerima dia sebagai pendamping hidup, sudah seharusnya bersedia menerima orang-orang disekitarnya juga. Jika orang-orang di lingkungannya baik, bersyukurlah karena aura kebaikan itu pasti membawa kebaikan keluarga kita. Jika lingkungan dia tidak baik, erimalah sebagai sebuah pelung dan tantangan untuk bisa memperbaikinya.

Monday, 16 November 2015

Cemburu Menurut Islam

No comments:
Cemburu yang Dirahmati
&
Cemburu yang Dimurkai



                Cemburu adalah suatu hal yang wajar. Namun sayangnya, bermula dari hal yang wajar itulah kerap kali kita justru memiliki kadar kecemburuan yang berlebih. Nah sebenarnya bagaimana kita memaknai sekaligus ‘menempatkan’ rasa cemburu itu agar membawa keberkahan. Bukan menjadi suatu hal yang dimurkai Allah SWT. Brikut ini salah satu wawancara dengan Ustadz Kasori Mujahid, anggota MUI Surakarta.

Mengapa rasa cemburu kerap hadir dalam rumah tangga?
Rasa cemburu lahir dari sebuah cinta. Jika seseorang merasa pasangannya mulai sedikit berpaling, maka wajar bila timbul rasa cemburu. Pun demikian, meski menjadi hal yang wajar, hendaknya seorang muslim bisa mengontrol dirinya agar rasa cemburu tersebut diridhoi Allah SWT.

            Rasulullah SAW bersabda: “Cemburu itu ada dua macam. Ada cemburu yang dicintai Allah SWT dan ada yang dibenci-Nya. ”Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah cemburu yang disukai Allah itu? “Beliau menjawab, “Jika kedurhakaan-kedurhakaan kepada-Nya dan jika hal-hal yang diharamkan-Nya dilanggar. “Kami bertanya lagi, “Lalu apakah cemburu yang dibenci Allah SWT? “Beliau menjawab, “Kecemburuan salah seorang diantara kalian di luar kadarnya.”

Apakah itu menegaskan bahwa cemburu itu diperbolehkan?
            Ya. Cemburu itu diperbolehkan, bahkan diwajibkan. Contoh, jika seorang suami tidak cemburu ketika melihat istrinya bermaksiat, maka ia akan masuk ke dalam kategori dayyuts. Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga golongan yang tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat nanti, yaitu orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, dan dayyuts…” (HR. An-Nasa’i)

Bagaimana cara mengatasi rasa cemburu dalam hubungan suami istri?
            Suami istri harus menyamakan visi dan misidalam keluarga, bahwa kehidupan mereka dalam berumah tangga untuk beribadah kepada Allah. Maka, ketika cemburu dating, bisa diselesaikan dengan cara yang Allah suka yakni dengan saling berkomunikasi. Ini adalah solusi bagi penyelesaian semua masalah.

Bagaimana Islam mengatur agar cemburu itu justru bisa menjadi berkah?
            Suami istri harus sama-sama memahami ajaran Islam. Rasa cemburu yang lahir dalam rumah tangga mereka adalah semata-mata karena Allah. Maka penyampaian tentang rasa cemburu itu haruslah  dengan baik dan tetap dengan kasih sayang.


            Jika pasangan sudah memperbaiki diri atau mengakui kesalahan, maka jangan sekali-kali mencari mencari kesalahannya lagi. Hal ini telah dinasihatkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Aku peringatkan kepada kalian tentang prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling bohong, dan janganlah kalian berusaha untuk mendapatkan informasi tentang kejelekan dan mencari-cari kesalahan orang lain, jangan pula saling dengki, saling benci, saling memusuhi, jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhori Muslim).

Saturday, 14 November 2015

Kenapa Saya Harus Menulis?

No comments:
Kenapa Saya Harus Menulis?


Menulis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah membuat huruf atau angka dengan pena (pensil, kapur, dsb). Sedangkan orang yang melakukan pekerjaan menulis disebut penulis. Menulis menurut pandangan saya adalah suatu pekerjaan yang menyenangkan, karena mengabungkan huruf-huruf menjadi kata dan dari kata itu menjadi sebuah kalimat. Setiap tulisan yang ditulis pasti memiliki ilmu yang terkandung di dalamnya, yang ditujukan kepada para pembaca.
Waktu kecil saya sering membaca tulisan-tulisan dari berbagai sumber, tapi paling banyak dari buku pelajaran yang di suruh beli sama sekolah. Kalau boleh saya katakana: “Menulis itu seperti naik sepeda ya?” Bener engak ini kira-kira. “Iya aja lah, biar aku seneng gitu” masalahnya gini, naik sepeda itu perlu rasa percaya diri yang tinggi, sering latihan walaupun juga sering jatuh juga, tidak takut sakit padahal udah tahu nanti kalau jatuh sakit, bahkan kadang memerlukan bantuan roda-roda kecil buat alat penyangga agar tidak jatuh (kalau masih ingat). Dari semua usaha yang dikerjakan ada sebuah tujuan yang luar biasa yaitu yakin kalau bisa naik sepeda.
Itulah alasanya kenapa saya menyamakan antara proses menulis dengan proses naik sepeda. Menulis juga memerlukan latihan-latihan yang sangat panjang, yang dimulai diajarkan dari TK atau bahkan pada waktu usia dini yang diajarkan oleh orang tua masing-masing. Sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit (itu kan kata pepatah), iya intinya juga sama kok. Sampai pada akhirnya kita bisa menulis…yeee.
Kembali ke judul awal ya, “kenapa saya harus menulis?”. Seperti pepatah bijak mengatakan “Membacalah, maka kamu akan tahu dunia. Menulislah, maka dunia akan tahu siapa kamu”. Saya sangat yakin kalau saya kedepannya bisa jadi penulis yang terkenal, dan semoga tulisan saya bisa bermanfaat buat orang banyak pada umumnya dan buat saya pribadi khususnya. Saya kadang iri dengan mereka yang bisa berbagi ilmu lewat tulisan-tulisan mereka, karena saya yakin kalau ilmu yang bermanfaat kelak akan menjadi penolong saya di alam kubur.
Banyak kaum cendekiawan, ulama, tokoh dunia, tokoh masyarakat yang sudah menorahkan tinta emas atas karya-karya mereka lewat tulisan. Saya sendiri jujur sangat bangga kepada mereka, dengan karya-karya mereka bisa merubah dunia dari segala bidang. Yang tidak kalah penting tokoh yang karyanya sudah banyak kita nikmati sampai saat ini yaitu Muhammad Al-Ghozali. Banyak sekali yang bisa kita ambil manfaat sekaligus bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dari karya Al-Ghozali.

Menulislah…!!!
            Sewaktu imam Ghozali kembali dari menimba ilmu di Naishabur, ia dihadang oleh sekawanan perampok. Sang Imam berkata, “Kalian boleh mengambil semua barangku, kecuali yang satu ini”. Para perampok pun berpikir apa gerangan barang yang terbungkus itu. Setelah dibuka mereka dibuat heran bahwa barang yang sangat berharga dari sang imam adalah sebuah buku lusuh penuh catatan yang sulit dibaca. Perampok pun bertanya, “Barang apa ini, mengapa sangat berharga bagimu?”
            “Buku, buku itu adalah hasil dari pembelajaranku menuntut ilmu beberapa tahun, jika kalian curi, maka sia-sialah usahaku selama ini, “jawab Imam Ghozali.” Namun apa balas perampok tersebut, “Jika yang kau piker ilmu itu adalah benda yang terbungkus yang bisa dicuri, itu bukanlah ilmu.”
            Seketika itu juga Imam Besar Al-Ghazali tersadar, dia mulai memperluas khasanah keilmuannya hingga keluarlah kata hikmah yang sangat terkenal dari beliau ~Al ilmu fi sudur, Laisa fi sutuur. Ilmu itu dalam jiwa bukan dalam tulisan.
            Sebuah kata-kata bijak yang belakangan sering disalah artikan oleh pengutipnya. Seiring dengan berkembangnya teknologi, para pencari ilmu mulai menghilangkan kebiasaan mencatat. Alasannya “kan ilmu bukan untuk dicatat!” Ilmu memang bukan untuk dicatat tapi dipahami oleh pikiran dan diresapi oleh hati, namun bagaimana bisa seseorang menjadi kaya jiwanya, jika dia tidak pernah menuliskan bulir-bulir hikmah yang terjadi di hidupnya.
            Dalam teori revolusi pembelajaran dijelaskan bahwa dengan sering menulis akan membuat sinaps (hubungan antara neuron otak) menjadi lebih aktif 33 persen. Tidak hanya itu, menurut studi oleh salah satu universitas di Amerika membuktikan bahwaseseorang yang cenderung memiliki kesuksesan lebih di kehidupan masa kini adalah mahasiwa yang menuliskan impiannya lebih dalam di masa kuliah dulu.
            Bagaimana bisa menulis? Mulailah membaca, ya mungkin itu yang sedang saya lakukan untuk menambah wacana keilmuan saya. Tidak hanya membaca buku namun juga membaca ayat qauliyah dan qauniyahnya, karena dengan banyak membaca otomatis kita lebih banyak menulis. “Setuju???”
            Dengan menulis, sejarah mulai tercatat dan peradaban mulai terbangun. Sebagai contoh aja, bisa kita bayangkan bagaimana jadinya buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” jika Ibu Kartini tidak gemar menuliskan bulir-bulir kehidupan?

Yang Terakhir ya!!!
            Ya Alhamdulillah setelah saya bergabung dengan KMO (Komunitas Menulis Online) Club 4D, yang dilatih langsung oleh seorang yang sudah ahli di dalam penulisan buku yaitu Tendi Murti. Saya jadi lebih yakin dengan dunia kepenulisan, walaupun saya akui belum pernah namanya menghasilkan buku. Di dalam komunitas KMO sangat memotivasi saya untuk bisa menghasilkan karya yang bermanfaat, agar bisa merubah dunia yang sudah mulai tidak normal ini (Jaman Edan).
            Tulisan ini sebagai langkah awal saya menjadi penulis, sekaligus memenuhi tugas yang diberikan oleh pelatih Tendi Murti. Yang penting kita berusaha terlebih dahulu, kalau masalah hasil itu yang menentukan Allah SWT. Harap maklum kalau masih banyak yang perlu dievaluasi, semoga dengan tulisan ini bisa melahirkan tulisan-tulisan berikutnya yang luar biasa kedepannya. Aamiiin
               


Rahasia POM BENSIN

No comments:

RAHASIA BESAR POM BENSIN YANG HARUS KITA KETAHUI

Bensin adalah salah satu jenis bahan bakar minyak yang dimaksudkan untuk kendaraan bermotor roda dua, tiga, dan empat. Secara sederhana, bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11.

Dengan kata lain, bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon yang terikat antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai.

Jika bensin dibakar pada kondisi ideal dengan oksigen berlimpah, maka akan dihasilkan CO2, H2O, dan energi panas. Setiap kg bensin mengandung 42.4 MJ.

Bahan Bakar Semakin MAHAL , Maka Jadilah Konsumen yg CERDAS Agar tidak semakin dirugikan .

TIPS MEMILIH POM BENSIN DAN MENGISI BENSIN YANG BENAR.

1. LEBIH BAIK ISI DI POM BENSIN PERTAMINA KODE 31 atau (Angka Kedua 1)

Tiap pom bensin memiliki kode depan masing-masing..dimana anda bisa mengetahuinya ? Berikut ini tips buat isi di Pom Bensin yang bagus:

Pernah memperhatikan plang nama besar saat menuju ke SPBU? Di wilayah Jakarta dan sekitarnya tertera huruf 31.XXXXX atau 34.XXXXX. itu bukan kode buntut. Huruf awal pertama menandakan kode wilayah . Sedang angka kedua mengandung arti kepemilikan.

Kepala 3 berarti SPBU berdomisili di Jakarta Jawa Barat, Banten dan sekitarnya. Kalo kepala 5 kayaknya Surabaya.
Digit kedua, jika angka 1 berarti kepemilikan Pertamina sendiri. Sedangkan angka 4 berarti kepemilikan swasta atau dealer. Jadi yang penting angka keduanya 1 gak masalah berapapun angka pertamanya karena itu kode wilayah .

Karena, sebenarnya ada tiga kategori SPBU. Pertama COCO alias corporate owner corporate operate, CODO yakni corporate owner dealer operate. Terakhir DODO, dealer owner dealer operate. Ini berdasar pada situs spbu.pertamina.com

Karena dikendalikan oleh pertamina, maka kualitas SPBU model COCO dan CODO diyakini lebih baik dibanding DODO. Tanpa bermaksud menyamaratakan, di sisi bisnis bisa dimengerti, karena ingin cepat balik modal, pengusaha jadi berlaku curang. Sebaiknya isi bensin di SPBU yang milik Pertamina (angka keduanya 1) karena quality control-nya cukup bagus.

Penuturan dari supir taksi dan orang-orang yang telah pengalaman ngecek pas ngisi bensin katanya yang kode 31 (Angka Kedua 1) takarannya sesuai sedangkan yang 34 agak berbeda meskipun punya tanda “PASTI PAS”.
Menurut banyak orang juga kode pertamina 31 (Angka Kedua 1)ternyata paling baik(kualitas bensin) dibanding denanda yang kode 34.

Cara membuktikannya:

Coba bagi anda yang menggunakan mobil/ motor matic, pastinya akan terasa tarikan mobilnya .jika mengisi bensin di pertamina dengan tanda kode 31 (Angka Kedua 1)akan terasa tarikan mobilnya lebih kencang dan tidak terlalu kotor dibanding dengan tanda pom dengan tanda kode lainnya

Coba anda bandingkan jumlah mobil/ motor yang ngisi bensin di pom bensin tersebut, di pom bensin kode 31 (Angka Kedua 1) pasti sangat ramai sedangkan yang kode 34 agak cenderung sepi.

Coba anda ngisi 1 Liter bensin di Pom bensin 31 (Angka Kedua 1) dan pom bensin 34. Bandingkan aja dari sisi kualitas (mesin lebih enak) maupun kuantitasnya (yang mana yang lebih cepat habis)..

Coba anda tanya sama supir angkot atau supir taksi dimana pom bensin yang bagus, pasti sebagian besar mereka jawab di pom bensin 31 (Angka Kedua 1) karena mereka juga banyak ngisi di pom bensin 31. Kalau tidak percaya, bisa anda buktikan sendiri. Namun tidak semua 34 seperti itu.


2. TIAP ISI BENSIN MINTA KEPADA PETUGASNYA TUAS HANDLE SELANG JANGAN DITEKAN TAPI DILEPAS AJA WAKTU DITARUH DI TANGKI KITA

Pernah gak anda sewaktu ngisi bensin, tuasa handle ditekan2 begitu sama petugasnya? Pasti pernah lah nemuinnya… Kenapa begitu? Karena banyak oknum yang nakal denanda cara memainkan takaran bensin dengan tanda cara seperti itu sehingga jumlah bensin yang kita isi lebih sedikit dari apa yang seharusnya..

Pengalaman saya ngisi di pom bensin kode 31 (Angka Kedua 1), petugas gak pernah menekan-nekan tuas handle selang sewaktu mengisi sedangkan di kode 34 liat aja deh… Kalo anda sewaktu ngisi bensin digituin, petugasnya ditegur aja..

3. ISILAH BENSIN WAKTU HARI MASIH PAGI KETIKA TEMPERATUR TANAH MASIH DINGIN

Ingat bahwa semua SPBU mempunyai tanki penyimpanan di bawah tanah.Semakin dingin tanahnya maka semakin padat/kental bahan bakarnya. Jika temperatur mulai panas/hangat, maka bahan bakarnya akan mengembang.

Jadi jika membeli bahan bakar pada siang hari atau petang hari.. Sebenarnya bahan bakar yang diisikan ke dalam tanki kendaraan anda jelas lebih sedikit dibanding jumlah liter yang anda beli.

Dalam bisnis perminyakan, gravity yang spesifik dan temperatur bensin, diesel dan bahan bakar pesawat jet, ethanol dan produk minyak lainnya punya peranan penting. Kenaikan 1 derajat merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam business ini. Tetapi SPBU tidak memberikan anda rugi/kompensasi karena temperatur

4. ISI BENSIN SAAT TANKI KENDARAAN ANDA MASIH SETENGAH PENUH.

Alasannya adalah semakin banyak bahan bakar yang ada di tanki kendaraan, maka semakin sedikit udara yang ada di bagian tanki yang kosong. Bensin menguap lebih cepat dari pada yang bisa kita bayangkan.

Dalam bisnis perminyakan biasanya tanki penyimpanan bensin mempunyai apa yang kita sebut atap yang mengapung (floating roof) yang berfungsi sebagai clearance zero antara bensin dan atmosfer sehingga penguapannya bisa dikurangi, tetapi hal itu tidak terdapat di SPBU.


5. JANGAN ISI BENSIN JIKA ADA TRUK BAHAN BAKAR SEDANG MENGISI TANKI PENYIMPANAN

Hampir pasti bensin/solar akan teraduk saat bahan bakar dipompakan dari truck ke tanki penyimpanan SPBU, dan kemungkinannya akan ada kotoran di dasar tanki penyimpanan yang teraduk naik dan terikut masuk ke tanki kendaraan anda.

Semoga artikel ini bermanfaat, Jika ingin share silahkan.

Sumber : Media elektronik.


Friday, 13 November 2015

CIRI HATI YANG MATI

No comments:
Karena Hati Kalian Telah Mati

Salah seorang pakar penyakit hati pernah ditanya, “Mengapa do’a kami tidak dikabulkan?” Dia menjawab, “Karena hati kalian telah mati.” “Apa yang membuatnya mati?” tanya mereka.
Dia menjawab, “Ada sepuluh hal, yaitu :
1.     Kalian mengenal Allah tapi tidak menunaikan hak-Nya;
2.     Kalian membaca kitab-Nya, namun tidak mengamalkan;
3.     Kalian mengaku cinta rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun meninggalkan tuntunannya;
4.     Kalian mengaku sebagai musuh syaithan, namun tindakan kalian selaras dengannya;
5.     Kalian mengatakan cinta surga, tapi tidak beramal untuk mengejarnya;
6.     Kalian berkata takut neraka, namun jiwa kalian digadaikan untuknya;
7.     Kalian mengatakan kematian sesuatu yang niscaya, tapi kalian tidak mempersiapkan diri untuknya;
8.     Kalian sibuk mengurus aib saudara kalian, tapi cuek dengan aib diri sendiri;
9.     Kalian memakan nikmat dari Allah tapi tidak menunaikan haknya; dan
10. Kalian mengubur jenazah saudara kalian, tapi tidak mampu mengambil ibrah dari hal itu.” “Ya Allah berikanlah kami slalu hidayah n lunakkan lah Hati kami dalam setip mnerima kebenaran, sesunggunya hanya Engkaulah yg bisa memberi Hidayah n petunjuk jalan yg benar,,,,, Aamiin

Perbuatan Baik

No comments:
Kebaikan Dibalas Kebaikan

Wahai saudaraku...
Berbuat baiklah. Karena perbuatan baik, akan dibalas dengan kebaikan.

ALLAH سبحانه و تعالى berfirman,    هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ   “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)." (QS. Ar Rahman : 60)

ALLAH سبحانه و تعالى juga berfirman, لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ   “Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik." (QS. An-Nahl : 30)  

Mungkin anda akan bertanya. Apa kira-kira bentuk kebaikan yang akan anda dapatkan?   
Banyak sekali, diantaranya ialah :
1.     Kecintaaan ALLAH سبحانه و تعالى kepada anda   وَأَحْسِنُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ   “Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik”. (QS. Al-Baqarah : 195)  
2.     Pahala di sisi ALLAH سبحانه و تعالى   بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ   “Tidak demikian, bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-Baqarah : 112)  
3.     Upah yang lebih baik dari kebaikan yang dilakukan لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ذَلِكَ جَزَاءُ الْمُحْسِنِينَ . لِيُكَفِّرَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَسْوَأَ الَّذِي عَمِلُوا وَيَجْزِيَهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ الَّذِي كَانُوا يَعْمَلُونَ   “Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik, agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Az-Zumar : 34-35)  
4.     Dekat dengan rahmat ALLAH سبحانه و تعالى   إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِنَ الْمُحْسِنِينَ   “Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”. (QS. al-A’raf : 56)  
Maka berbuat baiklah. Karena kebaikan tersebut akan kembali kepada diri anda sendiri.
5.     ALLAH سبحانه و تعالى berfirman,    إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ   “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri." (QS. Al-Isra : 7)